JURNAL PERTAMA
Perencanaan
Embung Blorong Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
Penulis : Muhammad Erri Kurniawan, Yudha
Satria, Sugiyanto dan Hari Budieny
Link
Jurnal : http://www.e-jurnal.com/2016/08/perencanaan-embung-blorong-kabupaten.html
Abstrak
Pada
jurnal bagian abstrak ini penulisannya sudah lengkap yaitu terdapat latar
belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Tujuan penulis
membuat jurnal ini untuk menjelaskan permasalahan yang
terdapat di jawa tengah yaitu kekurangan air pada puncak musim
kemarau antara bulan September sampai bulan Oktober. Data yang disajikan sesuai
dengan data yang diberikan oleh stasiun pengamatan hujan wilayah DAS Embung
Blorong.
Hasil dan
Pembahasan
Pada
bagian ini, penulis mengidentifikasi berbagai permasalahan
yang dijelaskan penulis sesuai dengan permasalahan yang melanda Indonesia yaitu hingga saat ini pasokan air
untuk masyarakat sangat kurang akibat pengelolaan air dan pemeliharaan jaringan
irigasi yang belum benar terutama pada musim kemarau sehingga berdampak kepada
masyarakat. Akibatnya masyarakat kesulitan untuk memproduksi bahan pangan
karena kurangnya pasokan air. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah harus membangun sarana dan
prasarana yang memadai sehingga ketersediaan air untuk kegiatan irigasi dapat
berlangsung secara efektif, efisien dan berkelanjutan. Tahap-tahap yang dilakukan penulis dalam kegiatan ini yaitu tahap
persiapan, tahap pengumpulan dan pengolahan data, tahap perencanaan dan desain,
tahap pembuatan dokumen kontrak, dan metode pelaksanaannya. Penulis
memperoleh data primer dari pengamatan langsung dan data sekunder dari stasiun
pengamatan hujan serta dari referensi yang ada.
Kesimpulan
Penulis menjelaskan kesimpulan jurnal dengan menerangkan Hasil
pengamatan yang dilakukan penulis yaitu perhitungan debit banjir rencana yang digunakan adalah metode
Hidrograf Sintetik Satuan (HSS) Gama I dengan periode ulang 25 tahun Q25 503,756 m3/detik. Embung Blorong direncanakan
dengan tinggi 19 meter (elevasi +58 m) yang memiliki volume efektif tampungan
1.589.706 m3
dengan bangunan pelimpah pada elevasi +53 m dan menggunakan kolam olakan USBR
tipe IV. Rencana Anggaran dan Biaya untuk pembuatan Embung Blorong sebesar Rp.
24.242.419.000,00.
Kelebihan
- Penjelasan materi dalam jurnal
ini sangatlah tersusun rapi, detail dan mudah untuk dipahami pembaca .
Kekurangan
- Penjelasan pada tahap-tahap
mengatasi permasalahan dalam jurnal ini belum
terlalu lengkap.
JURNAL KEDUA
Identifikasi
dan Analisis Manajemen Risiko pada Proyek Pembangunan Infrastruktur Bangunan
Gedung Bertingkat
Penulis : Nurlela, Heri Suprapto
Link
Jurnal : http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/dekons/article/view/1141
Abstrak
Pada
jurnal bagian abstrak ini penulisannya sudah lengkap yaitu terdapat latar
belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Penulis sudah menjelaskan
secara lengkap, jelas dan padat mengenai isi jurnal pada bagian ini. Hal yang
melatarbelakangi penelitian ini adalah mengenai keberhasilan suatu proyek dan
kaitannya terhadap sasaran proyek (tepat biaya, tepat waktu dan tepat mutu).
Menurut penulis dengan melakukan manajemen risiko diharapkan sasaran proyek
yang tepat biaya, tepat waktu dan tepat mutu dalam pembangunan infrastruktur
bangunan gedung bisa terwujud.
Hasil dan Pembahasan
Pada
bagian ini, penulis mengidentifikasi berbagai risiko beserta hasil penilaian
risiko yang mungkin terjadi pada proyek pembangunan, serta mengidentifikasi
agen risiko/ penyebab risiko. Penulis dengan detil menjelaskan mengenai
peringkat kejadian risiko beserta agen risiko dan pola hubungan seperti apa
yang terjadi diantara keduanya. Dengan berbagai metode yang dilakukan penulis,
akhirnya penulis mendapatkan hasil bahwa kejadian risiko dengan peringkat
tertinggi adalah proses pengadaan sumberdaya yang terhenti dan belum adanya
penjadwalan ulang. Berdasarkan seluruh kejadian risiko dan agen risiko yang
telah diteliti, penulis juga membuat aksimitigasi untuk menangani
kejadian-kejadian tersebut.
Kesimpulan
Penulis menjelaskan kesimpulan jurnal dengan menerangkan hubungan antara
kejadian risiko, agen risiko, dan agen mitigasi untuk empat kejadian risiko
dengan peringkat tertinggi.
Kelebihan
- Penjelasan materi penelitian
dalam jurnal ini sangatlah detil dan terarah.
- Termasuk jenis penulisan yang baik karena penulis dapat memberikan
solusi yang jelas untuk setiap permasalahan yang ada.
Kekurangan
- Kurangnya korelasi antara
judul dengan isi jurnal. Karena isi jurnal lebih kepada permasalahan dan solusi
di proyek secara umum (tidak hanya bangunan gedung bertingkat)
- Tidak adanya penjelasan
mengenai batasan masalah penulisan jurnal.
JURNAL KETIGA
Perencanaan Bendungan Matenggeng di
Kabupaten Cilacap
Penulis : Frangky A Pangaribuan, Bernard
Septian, Sri Sangkawati dan Sutarto Edhisono Link Jurnal : http://www.e-jurnal.com/2016/08/perencanaan-bendungan-matenggeng-di.html
Abstrak
Pada jurnal bagian abstrak
ini penulisannya sudah lengkap yaitu terdapat latar belakang, tujuan, metode,
hasil dan kesimpulan. Tujuan penulis membuat jurnal ini
untuk menjelaskan potensi Sungai Cijolang untuk dikembangkan dengan membangun Bendungan
Matenggeng. Bendungan
Matenggeng diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan air baku di delapan
kecamatan, kebutuhan air irigasi untuk D.I. seluas 7.175 ha dan tenaga listrik.
Hasil dan Pembahasan
Pada bagian ini, penulis
mengidentifikasi Hasil pembahasan yaitu Bendungan Matenggeng dibangun dengan
kapasitas tampungan sebesar 66.535.882,12 m3. Bendungan ini dapat menyuplai air
baku di delapan kecamatan dengan proyeksi selama 50 tahun dan daerah irigasi
sawah eksisting maupun pembukaan sawah baru dengan luas total 7.715 ha. Bendungan dibangun menggunakan tipe
bendungan urugan batu dengan inti lempung, karena ketersedian material batuan
yang mencukupi disekitar lokasi bendungan.
Kesimpulan
Penulis menjelaskan kesimpulan dari permasalahan yang melanda masyarakat Indonesia yaitu kesulitan
mencari air bersih saat musim kemarau tiba dengan cara infrastruktur bendungan yang layak
teknik, ekonomi, sosial dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Kelebihan
- Pembaca dapat
menyimpulkan dengan mudah apa
tujuan dari potensi Sungai
Cijolang untuk dikembangkan dengan membangun Bendungan Matenggeng.
Kekurangan
- Tahap-tahap pengumpulan
data yang dilakukan penulis dalam kegiatan ini tidak
disebutkan secara jelas akan tetapi pembaca menyimpulkan beberapa data diperoleh
dari stasiun pengamatan hujan.
JURNAL KEEMPAT
Perencanaan Struktur Gedung Menara BRI Semarang
Penulis : Linda Permatasari, Rahadhiyan Putra
W, Parang Sabdono dan Hardi Wibowo
Link
Jurnal : http://www.e-jurnal.com/2016/08/perencanaan-struktur-gedung-menara-bri.html
Abstrak
Pada jurnal bagian
abstrak ini, penulis sudah cukup jelas dalam menjelaskan latar belakang masalah
penulisan jurnal tersebut. Tujuan dari jurnal tersebut yaitu untuk memanfaatkan
lahan yang minim untuk pembangunan gedung bertingkat tinggi tetapi
tetap memperhatikan gaya
gempa agar tidak menyebabkan resiko yang berarti.
Hasil dan pembahasan
Hasil pembahasan yang dilakukan
penulis yaitu menurut
SNI 03-1726- 2012 pasal 7.2.5.5, Gedung Menara BRI Semarang termasuk dalam
kategori desain seismic tipe D, sehingga didesain menggunakan Struktur Rangka
Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Dari hasil analisis program SAP2000 V.14, ragam
pertama dan kedua pada struktur gedung dominan translasi, sehingga perencanaan
sudah sesuai dengan persyaratan. Dari hasil analisis program SAP2000 V.14
didapatkan nilai waktu fundamental awal Tx = 1,456 detik dan Ty = 1,396 detik,
yang lebih kecil daripada Tmax = 1,472 detik, sehingga sudah memenuhi
persyaratan.
Kesimpulan
Penulis menyimpulkan
bahwa keberadaan Indonesia di wilayah zona gempa bumi ini menyebabkan kebutuhan
akan bangunan tahan gempa sangat diperlukan. Perencanaan struktur
gedung menara BRI Semarang menggunakan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) sedangkan
analisis beban gempa menggunakan metode spektrum respon berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung (SNI 03-1726-2012). Perencanaan struktur gedung menara BRI Semarang menggunakan metode Strong
Column Weak Beam (Kolom Kuat
Balok Lemah).
Kelebihan
-
Kalimat yang digunakan dalam penulisan jurnal ini sudah sangat jelas dan
detail.
- Penentuan judulnya sangat tepat karena
saat ini gedung bertingkat sangat dibutuhkan mengingat semakin besarnya
kebutuhan gedung perkantoran serta minimnya lahan yang ada.
Kekurangan
- Pada tahap-tahap pengumpulan
data penulis
tidak menjelaskan di
dalam jurnal sehingga pembaca tidak tahu data-data di dalam jurnal tersebut
berasal dari mana saja.
JURNAL KELIMA
Pengaruh Lebar Pondasi Dan Jarak Lapis Geogrid Ke Pondasi
Terhadap Daya Dukung Tanah Pasir Pada Pondasi Menerus.
Oleh : Muhammad Satria Bayu Aji, Arief
Rachmansyah, As’ad Munawir.
Link
Jurnal : http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts
Abstrak
Pada jurnal ini bagian abstrak,
penulis sudah cukup jelas dalam menjelaskan latar belakang masalah penulisan
jurnal tersebut. Tujuan dari jurnal tersebut yaitu untuk mengetahui variasi
yang mempengaruhi kinerja geogrid agar dihasilkan peningkatan daya dukung yang
maksimum serta bertujuan untuk menyajikan hasil penelitian tentang pengaruh
lebar pondasi dan jarak geogrid ke pondasi terhadap daya dukung tanah pasir.
Hasil dan
Pembahasan
Dalam
penjelasannya, sang penulis berkata bahwa geogrid terbukti mampu meningkatkan
daya dukung tanah pasir. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai
variasi yang mempengaruhi kinerja geogrid agar dihasilkan peningkatan daya
dukung tanah pasir yang maksimum. Dengan demikian geogrid berfungsi sebagai
material perkuatan tanah yang kuat terhadap gaya tarik. Bentuknya berupa
lembaran jaring yang mempunyai lubang bukaan dengan ukuran tertentu sesuai
tipenya. Geogrid berperan sebagai elemen tarik apabila tanah diatasnya
dibebani. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa
memang benar bahwa geogrid berfungsi sebagai material untuk perkuatan tanah
terhadap daya tarik, rumus yang di gunakan juga telah sesuai sehingga
dihasilkan grafik yang sesuai pula untuk mengetahui daya tahan tanah itu
sendiri.
Kesimpulan
Inti dari semua penelitian ini yaitu
semakin besar jarak lapis pertama geogrid ke pondasi, maka daya dukung tanah
pasir semakin besar. Dengan demikian pondasi akan memiliki pijakan yang kokoh
untuk menahan beban yang diberikan.
Kelebihan
-
Tampilan jurnal cukup menarik karena
adanya grafik di setiap perhitungan, sehingga pembaca dapat dengan mudah
menyimpulkan perbandingan perhitungan yang dilakukan penulis.
Kekurangan
- Kurangnya analisis terhadap data dan kesimpulan yang didapat dari
penelitian ini. Sehingga pembaca tidak mengetahui alasan mengapa lebar pondasi
tebesar dan jarak geogrid dengan pondasi terbesar akan menghasilkan daya
dukung tanah terbesar.
Komentar
Posting Komentar